Oleh: Abdul Wadud Nafis
Tentu, berikut pengantar yang bisa membuat artikel Anda lebih menarik:
Dalam perjalanan hidup yang penuh tantangan dan dinamika, banyak dari kita mencari cara untuk membangun keluarga yang bahagia dan harmonis. Salah satu doa yang menyentuh dalam Al-Qur’an, Surah Al-Furqan (25:74), menawarkan panduan spiritual yang mendalam dalam mencapai tujuan ini. Doa ini tidak hanya mencerminkan harapan akan kebahagiaan keluarga tetapi juga aspirasi untuk memimpin dengan teladan yang baik.
Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi makna mendalam dari doa tersebut melalui berbagai lensa. Pertama, kita akan melihat bagaimana tafsir Al-Qur’an menguraikan permohonan ini sebagai cerminan dari kedamaian dan kebahagiaan yang diinginkan dalam hubungan keluarga. Selanjutnya, pendekatan psikologi modern akan menunjukkan bagaimana doa ini berhubungan dengan kesejahteraan emosional dan dukungan sosial. Terakhir, kita akan mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai dalam doa ini dapat diterapkan dalam praktik kehidupan sehari-hari untuk membangun keluarga yang tidak hanya bahagia tetapi juga menjadi teladan dalam kebaikan.
Dengan memadukan tafsir, psikologi, dan praktik kehidupan, artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana doa dalam Surah Al-Furqan (25:74) tetap relevan dan bermanfaat dalam konteks kehidupan modern. Semoga penjelasan ini dapat memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dan praktis dalam kehidupan keluarga dan masyarakat kita.
Doa dalam Surah Al-Furqan (25:74), yang berbunyi
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”. merupakan salah satu permohonan penting dalam Al-Qur’an yang mencerminkan harapan untuk mendapatkan keluarga yang bahagia dan menjadi teladan dalam kebaikan. Artikel ini akan menjelaskan makna doa tersebut dengan pendekatan tafsir, psikologi, dan praktik kehidupan keluarga, serta bagaimana hal tersebut relevan dalam konteks modern.

